Keterbukaan Sangat Penting

(Tidak Bisa Ditawar)


Terbuka dengan Pasangan
Image by Pexels from Pixabay

Keterbukaan kepada pasangan adalah sesesuatu yang sangat penting dan tidak bisa ditawar dalam usaha memiliki hubungan yang sehat.   Kualitas hubungan kita dengan pasangan akan sangat tergantung dari faktor keterbukaan antar pasangan.

 

Semakin kita bisa terbuka satu sama lain dengan pasangan, maka hubungan akan menjadi semakin sehat dan kuat.   Sebaliknya, semakin kita tidak bisa terbuka dengan pasangan, maka hubungan akan menjadi semakin melemah.

 

Tentu, selalu ada penyebab atau alasan dari segala sesuatu.   Termasuk penyebab mengapa kita terkadang tidak mau terbuka dengan pasangan kita.

 

 

Berikut adalah 5 alasan mengapa kita tidak mau terbuka dengan pasangan kita:

 


#1 Merasa Takut dengan Pasangan

Seseorang bisa menjadi takut untuk terbuka dengan pasangan karena ia takut pasangannya menjadi marah dan ia kemudian “dihukum” secara berlebihan.

 

Atau bisa jadi ia takut untuk terbuka karena takut mengecewakan pasangannya, sehingga berakibat dia “dibuang” oleh pasangannya tersebut.

 

Namun sesungguhnya, yang benar adalah dalam setiap hubungan yang sehat tidak perlu ada ketakutan.  Yang SELALU ada di dalam hubungan yang sehat adalah penerimaan.

 

Jika saat ini, saudara sedang berpacaran dengan seseorang, namun merasakan banyak ketakutan ketika bersama dengan dia; saya percaya bahwa orang tersebut bukanlah pasangan yang tepat buat saudara.  

 

Jangan pernah menikah dengan seseorang yang membuat saudara takut!   Dia pasti BUKAN pasangan yang tepat untuk anda.

 

Jika saat ini, saudara sudah menikah dengan pasangan saudara, namun masih merasakan ketakutan; saya percaya bahwa saudara perlu membereskan isu yang membuat saudara menjadi takut dengan pasangan saudara.

 

Apakah ketakutan yang muncul berasal dari asumsi saudara sendiri?  Seperti: kalau saya jujur, nanti dia akan meninggalkan saya.  Betulkah demikian?   Atau asumsi ini hanya muncul akibat traumatis dari hubungan masa lalu.  Saudara ketakutan sendiri, berasumsi sendiri.  Padahal pasangan saudara tidak akan bertindak seperti itu.

 

Apakah ketakutan memang muncul karena perilaku pasangan saudara?  Maka tidak ada cara lain, selain jujurlah kepada pasangan saudara mengenai rasa ketakutan yang ada terhadap dia.

 

Seseorang yang mengasihi saudara dengan tulus, tidak akan pernah mau kalau seseorang yang ia kasihi merasakan ketakutan terhadap dirinya – bukannya merasakan kasih sayang dari dirinya.

 

Jika saudara jujur dengan pasangan, ia bisa menjadi sadar akan kesalahan yang ia lakukan.  Lalu mengambil semua langkah yang ia bisa untuk mengubah keadaan ini.

 

 

#2 Tidak Bisa Percaya kepada Pasangan.

Kepercayaan juga merupakan salah satu kunci dari hubungan yang sehat.   Saat kepercayaan satu sama lain menjadi tidak ada, maka hal ini perlu untuk dipulihkan.

 

Biasanya pasangan tidak mau terbuka dengan pasangannya, karena kuatir bahwa kelemahan atau kesalahannya akan dibocorkan oleh pasangannya sendiri.

 

Atau ia kuatir bahwa ketika dia terbuka, pasangannya malah akan dengan emosional memberikan solusi yang tidak sesuai harapan.

 

Kalau saudara pernah mendengar pasangan saudara berkata bahwa saudara tidak bisa dipercaya, maka pulihkanlah kepercayaan dari pasangan terhadap saudara. 

 

Karena kalau kita mau hubungan pernikahan yang bahagia, hal itu akan mustahil untuk tercapai ketika tidak ada kepercayaan.

 

 

#3  Kita Memang Suka Berbohong

Ini betul-betul adalah sebuah kebiasaan buruk. Kita harus bertobat! 

 

Kepercayaan adalah nilai yang tidak bisa ditawar dalam sebuah hubungan.  Jika kita memang suka berbohong, mudah untuk berbohong; kita sedang merusak hal-hal berharga yang kita punyai.  Termasuk pernikahan saudara!

 

 

#4 Responsnya buruk!

Seringkali tanpa kita sadari, diri kita sendiri lah yang dapat menjadi penyebab dari pasangan kita tidak mau terbuka dengan kita.  

 

Salah satu penyebabnya adalah karena kita sering merespons keterbukaannya dengan buruk.

 

Mungkin kita suka menganggap sepele hal-hal yang ia ceritakan!

 

Atau mungkin, kita malah suka mem-bully atau merendahkan pasangan sebagai respons terhadap kelemahan atau kesalahan yang kita perbuat.

 

Tentu respons seperti diatas terhadap pasangan bukanlah hal yang baik untuk kita terus lakukan.   Saat pasangan sudah mau terbuka dengan kita, respons yang perlu kita berikan atas keterbukaannya adalah penerimaan, penghargaan, dan dukungan untuk pasangan dapat terus menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari.

 

 

#5 Memang Tidak Mau Jadi Satu

Semakin banyak orang yang salah berpikir bahwa setelah memiliki hubungan kasih dengan seseorang, baik itu berpacaran atau menikah, ia bisa tetap hidup sendiri dan seenaknya tanpa perlu memikirkan kehadiran dari pasangannya.

 

Saya selalu bingung untuk apa seseorang mau memiliki hubungan kasih dengan seseorang, jika tidak mau punya komitmen untuk menjadi satu.   

 

Lalu untuk apa mereka berpacaran?  Atau bahkan menikah? Jika tetap mau hidup sendiri-sendiri.

 

Saya pikir tidak pernah ada alasan untuk seseorang melakukannya, selain karena hanya menjadikan pasangan sebagai pencapaian atau piala yang dipamerkan.   Bukan menjadi pasangan sebagai seseorang yang kita kasihi dengan sepenuh hati!

 

Ada yang beralasan, bahwa mereka tetap mau hidup sendiri-sendiri karena tidak mau banyak bertengkar.   Tetapi hal ini tentulah tidak tepat.  Karena kesatuan harus itu diperjuangkan dan dipelihara.

 

Jika kita memang mau bersatu sebagai “PASANG-an”, kita memang harus berkomitmen untuk mengerjakan terus, memperjuangkan terus kesatuan antar pasangan.  

 

Bertengkar adalah salah satu cara kita mengasihi, bukan untuk menyakiti.


Bertengkar adalah salah satu cara kita membangun diri orang yang kita kasihi, bukan untuk meruntuhkan dirinya!

 


Jika saudara tidak siap untuk menjadi satu “Pasang”, dan tidak siap untuk berkomitmen memperjuangkan kesatuan; maka saudara belum siap untuk memiliki hubungan penuh kasih dan komitmen dengan seseorang.

 


Maka:

Jika saudara berpacaran, berhentilah pacaran!  Saudara belum siap!

Jika saudara menikah, berhentilah jadi anak kecil!  Kejarlah kedewasaan!

 

Titik.


 

Baca juga: Apakah bertengkar itu baik?

 


0 Comments:

Posting Komentar